Whatsapp : 0857-8207-8869
Senin - Sabtu : 10.00 - 17.00
Kamis, 25 Juli 2013

Jual Cerutu Mundi Victor di Purwodadi

Jual Cerutu Mundi Victor di Purwodadi

Sesudah PD II berakhir, HB IX mengambil inisiatif untuk mengambil alih dan mengganti nama perusahaan ini menjadi Taru Martani. Melainkan pada tahun 1949, Belanda kembali merajai Yogya, dan pabrik pun jatuh ke tangan Negresco, pemilik lama. Padahal demikian itu, pabrik tak bisa beroperasi karena terjadi kekacauan politik. Dan pada tahun 1951, BAT memboyong kembali mesin-mesinnya ke Cirebon. Walhasil, pabrik di Yogya diizinkan kosong seperti itu saja. Jual Cerutu Mundi Victor di Purwodadi

Selang setahun kemudian, pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Bank Indonesia membeli perusahaan ini dan namanya kembali menjadi PT Taru Martani. Ada tiga merek cerutu yang diproduksi, adalah Mundi Victor, Senator dan Elomercio. Sementara untuk kertas sigaret yaitu Chaveaux Blancs. Dan pada tahun 1957, menambah lagi produknya berupa tembakau shag dan dua merek rokok kretek, yaitu Roro Mendut dan Roro Jonggrang.

Jual Cerutu Mundi Victor di Purwodadi

Taru merupakan daun sementara Martani berarti kehidupan. Jadi, Taru Martani yaitu daun yang memberi kehidupan. Itulah nama yang dikasih Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) IX untuk pabrik cerutu yang terletak di Baciro, Yogyakarta. Nama itu tak sia-sia. Meskipun tidak luput dilanda krisis yang menerpa Indonesia dan pernah pula menghentikan ekspor ke mancanegara, dan yang hebat lagi dengan masih menggunakan alat-alat kuno peninggalan Belanda, toh pabrik cerutu ini masih eksis sampai sekarang dengan mempekerjakan sekitar 356 karyawan.

1 Tahun kemudian, Bank Indonesia dan DIY membeli Pabrik ini kembali dan kembali menghasilkan nama Taru Martani sebagai Nama Pabriknya. Cerutu yang diproduksi itu seperti Adipati, Ramayana, Mundi victor, Senator dan masih banyak lainnya.

Tahun 1972, HB IX--kala itu menjabat wakil presiden--kembali mengambil peranan. Perusahaan ini lagi-lagi menjadi milik pemerintah DIY. Nama malahan berubah lagi menjadi PT Taru Martani Baru.

1 Tahun kemudian, Bank Indonesia dan DIY membeli Pabrik ini kembali dan kembali mewujudkan nama Taru Martani sebagai Nama Pabriknya. Cerutu yang diproduksi itu seperti Adipati, Ramayana, Mundi victor, Senator dan masih banyak lainnya.

Sri Sultan Hamengku Buwono XI memberikan nama Taru Martani yang berarti Daun Kehidupan, yang bermaksud agar Pabrik cerutu tersebut terus memberikan kehidupan ke sekitarnya. Meskipun tak luput dilanda krisis yang menerpa Indonesia dan pernah pula menghentikan ekspor ke mancanegara, dan yang hebat lagi dengan masih mengaplikasikan alat-alat kuno peninggalan Belanda, toh pabrik cerutu ini masih eksis hingga sekarang dengan mempekerjakan sekitar 356 karyawan.

Didirikan tahun 1918 dengan nama Firma (Fa) Negresco dengan 25 pekerja, pada awalnya produksi cerutu Taru Martani cuma untuk konsumsi orang-orang Belanda di Yogya--yang konsisten mau merasakan cerutu--setelah bertahun-tahun kekurangan akibat Perang Dunia I. Namun dalam perkembangannya, cerutu ini juga dipasarkan ke tempat Hindia Belanda dan ketika itu mendapat sambutan yang cukup baik.

Masih banyak sekali ditemukan cerutu yang berkwalitas kelas premium dihasilkan dengan mengaplikasikan tangan, hal ini yang membikin nila cerutu bertambah lebih prestise, seperti cerutu kuba dan cerutu di amerika tengah, para penikmat cerutu lebih suka dengan cerutu hasil buatan tangan.

Cerutu terdiri dari tiga tipe daun tembakau, tipe yang bakal menilai rasa mengisap rokok dan karakteristik:

Sebuah rokok akan telihat dari balutan daun terluar atau pembungkus yang berasal dari unsur perkebunan yang luas dan penentuan atas pembungkus rokok dapat menyatakan karakter dan rasa tergolong dengan warnanya yang tidak jarang dipergunakan guna menandakan rokok secara keseluruhan. Penunjuk warna yang ialah sebagai berikut, dari cemerlang ke gelap:

umum, pembungkus yang gelap menambahkan sentuhan cerutu, sedangkan untuk yang enteng menggambarkan firasat kekeringan ke rasa. Pada lazimnya diterima bahwa pembungkus menyumbang selama 40 persen dari rasa, meskipun isi dan penutup menyumbangkan 60 persen untuk cita-rasa.  ini lazimnya diterima bahwa rokok Maduro lebih powerful dalam urusan rasa dikomparasikan dengan rokok yang sama dalam bungkus yang lebih enteng akan namun ini tidak berlaku untuk segala produk cerutu.

Penutup bungkus atau binder yakni daun elastis diaplikasikan untuk terus bareng pengisi tandan. Pada dasarnya, binder yakni pembungkus yang membungkus lubang, kerusakan, evolusi warna atau pembuluh daun yang berkelebihan.

Cerutu seringkali digolongankan berdasarkan ukuran dan format cerutu yang secara bersama-sama dikenal sebagai vitola.

Ukuran rokok dievaluasi oleh dua dimensi: berdasarkan cincin ukuran (diameter dalam enam puluh-perempat dalam satu inci) dan panjang (dalam inci).

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SHARETHIS