
Tahun 1972, HB IX--kala itu menjabat wakil presiden--kembali mengambil peranan. Perusahaan ini lagi-lagi menjadi milik pemerintah DIY. Nama pun berubah lagi menjadi PT Taru Martani Baru. Jual Cerutu Adipati di Alun-Alun Contong
Selang setahun kemudian, pemerintah Tempat Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Bank Indonesia membeli perusahaan ini dan namanya kembali menjadi PT Taru Martani. Ada tiga merek cerutu yang diproduksi, ialah Mundi Victor, Senator dan Elomercio. Sementara untuk kertas sigaret yakni Chaveaux Blancs. Dan pada tahun 1957, menambah lagi produknya berupa tembakau shag dan dua merek rokok kretek, yakni Roro Mendut dan Roro Jonggrang.
Jual Cerutu Adipati di Alun-Alun Contong
Taru yaitu daun sementara Martani berarti kehidupan. Jadi, Taru Martani merupakan daun yang memberi kehidupan. Itulah nama yang dikasih Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) IX untuk pabrik cerutu yang berlokasi di Baciro, Yogyakarta. Nama itu tidak sia-sia. Pabrik ini malahan sudah mengalami beraneka krisis, sehingga sempat menghentikan ekspornya ke pasar luar negeri, melainkan pabrik yang tetap menerapkan perlengkapan kuno ini dalam produksinya, hingga kini masih konsisten eksis berdiri.
Didirikan tahun 1918 dengan nama Firma (Fa) Negresco dengan 25 pekerja, pada awalnya produksi cerutu Taru Martani hanya untuk konsumsi orang-orang Belanda di Yogya--yang tetap berkeinginan menikmati cerutu--sesudah bertahun-tahun kekurangan pengaruh Perang Dunia I. Namun dalam perkembangannya, cerutu ini juga dipasarkan ke daerah Hindia Belanda dan dikala itu mendapat sambutan yang cukup bagus.
seiring dengan kemajuan dalam bisnisnya Pabrik FA Negresco melaksanakan penerimaan pekerja sampai seribu orang, disaat jepang datang ke Indonesia dan mengambil alih pabrik, sehingga perubahan besar bahkan terjadi, pabrik berganti nama menjadi Jawa Tobacco Kojo dan mempunyai mesin baru hasil sitaan British American Tobacco (BAT) yang letaknya di Cirebon. Berbekal mesin hasil sitaan ini, dan melibatkan duaribu pekerja, pabrik ini memproduksi cerutu Momo Taro dan dua merek sigaret yakni Mizuo dan Koa. Kesemua ini untuk konsumsi Angkatan Bersenjata Kekaisaran Jepang.
Tahun 1972, HB IX--kala itu menjabat wakil presiden--kembali mengambil peranan. Perusahaan ini lagi-lagi menjadi milik pemerintah DIY. Nama pun berubah lagi menjadi PT Taru Martani Baru.
Tahun 1972, HB IX--kala itu menjabat wakil presiden--kembali mengambil peranan. Perusahaan ini lagi-lagi menjadi milik pemerintah DIY. Nama bahkan berubah lagi menjadi PT Taru Martani Baru.
Taru yaitu daun sementara Martani berarti kehidupan. Jadi, Taru Martani adalah daun yang memberi kehidupan. Itulah nama yang dikasih Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) IX untuk pabrik cerutu yang terletak di Baciro, Yogyakarta. Nama itu tak sia-sia. Pabrik ini bahkan sudah mengalami beragam krisis, sehingga sempat menghentikan ekspornya ke pasar luar negeri, namun pabrik yang konsisten mengaplikasikan peralatan kuno ini dalam produksinya, sampai kini masih tetap eksis berdiri.
Banyak cerutu modern, sebagai permasalahan prestise dan kwalitas, masih digulung dengan tangan, paling terlebih di Amerika Tengah dan Kuba dan juga di chinchales ditemukan di hampir semua kota yang cukup besar di Amerika Serikat. Kotak-kotak cerutu linting tangan beruang sempurna mente kalimat yang mano (benar-benar dengan tangan) atau handmade (dibuat dengan tangan).
Cerutu terdiri dari tiga ragam daun tembakau, tipe yang bakal mengevaluasi rasa mengisap rokok dan karakteristik:
Sebuah rokok akan telihat dari balutan daun terluar atau pembungkus yang berasal dari unsur perkebunan yang luas dan penentuan atas pembungkus rokok dapat menyuarakan karakter dan rasa tergolong dengan warnanya yang tidak jarang dipergunakan guna membuktikan rokok secara keseluruhan. Penunjuk warna yang adalah sebagai berikut, dari cerah ke gelap:
biasa, pembungkus yang gelap menambahkan sentuhan cerutu, meski untuk yang enteng membuktikan firasat kekeringan ke rasa. Pada lazimnya diterima bahwa pembungkus mendonasi selama 40 persen dari rasa, meskipun isi dan penutup menyumbangkan 60 persen untuk cita-rasa. ini lazimnya diterima bahwa rokok Maduro lebih powerful dalam urusan rasa dikomparasikan dengan rokok yang sama dalam bungkus yang lebih enteng akan melainkan ini tidak berlaku untuk segala produk cerutu.
Penutup bungkus atau binder yakni daun elastis dipakai untuk terus bareng pengisi tandan. Pada dasarnya, binder adalah pembungkus yang membungkus lubang, kerusakan, evolusi warna atau pembuluh daun yang berkelebihan.
Cerutu seringkali dikategorikan berdasarkan ukuran dan wujud cerutu yang secara bersama-sama dikenal sebagai vitola.
Ukuran rokok dinilai oleh dua dimensi: berdasarkan cincin ukuran (diameter dalam enam puluh-perempat dalam satu inci) dan panjang (dalam inci).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar