
diawal berdirinya pabrik cerutu yang bernama negresco ini, produksi cerutu diperuntukan hanya untuk warga belanda yang berada di indonesia yang rindu mengisap cerutu, dan dalam perkembangannya cerutu malah diminati warga diluar negeri lainya. Jual cerutu di Dukuh Pakis
Pabrik cerutu PD Taru Martani yang kini berusia 100 tahun (1918-2018) memiliki sejarah penting bagi industri rokok di dalam negeri. Belanda meninggalkan catatan sejarah dimana mereka membangun pabrik cerutu di jogjakarta yang sempat menikmati masa keemasan dan naik turun dalam membangun pabrik Taru Martani walau keterpurukan yang hampir menimpa pabrik , Taru martani dengan gagahnya tetap mempertahankan kejayaannya.
Jual cerutu di Dukuh Pakis
Tahun 1972, HB IX--kala itu menjabat wakil presiden--kembali mengambil peranan. Perusahaan ini lagi-lagi menjadi milik pemerintah DIY. Nama malah berubah lagi menjadi PT Taru Martani Baru.
Selang setahun kemudian, pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Bank Indonesia membeli perusahaan ini dan namanya kembali menjadi PT Taru Martani. Ada tiga merek cerutu yang diproduksi, ialah Mundi Victor, Senator dan Elomercio. Sementara untuk kertas sigaret ialah Chaveaux Blancs. Dan pada tahun 1957, menambah lagi produknya berupa tembakau shag dan dua merek rokok kretek, adalah Roro Mendut dan Roro Jonggrang.
Taru merupakan daun sementara Martani berarti kehidupan. Jadi, Taru Martani merupakan daun yang memberi kehidupan. Itulah nama yang dikasih Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) IX untuk pabrik cerutu yang terletak di Baciro, Yogyakarta. Nama itu tidak sia-sia. Pabrik ini bahkan sudah mengalami berbagai krisis, sehingga sempat menghentikan ekspornya ke pasar luar negeri, melainkan pabrik yang konsisten memakai perlengkapan kuno ini dalam produksinya, sampai kini masih tetap eksis berdiri.
Pabrikan yang didirikan 100 Tahun lalu telah mempunyai kisah cerita yang panjang bagi industri Rokok di Indonesia, Pabrik itu ialah PD Taru Martani. Perusahaan rokok cerutu peninggalan Belanda yang berlokasi di Yogyakarta ini sempat merasakan masa kejayaan dan juga cukup lama kembang kempis dalam perjalanannya. Namun, di tengah berjenis-jenis badai yang menimpa, PD Taru Martani tetap berdiri, bahkan ada pertanda-pedoman mulai bangkit.
Setelah PD II usai, HB IX mengambil inisiatif untuk mengambil alih dan mengganti nama perusahaan ini menjadi Taru Martani. Tapi pada tahun 1949, Belanda kembali merajai Yogya, dan pabrik bahkan jatuh ke tangan Negresco, pemilik lama. Meski seperti itu, pabrik tidak bisa beroperasi karena terjadi kekacauan politik. Dan pada tahun 1951, BAT memboyong kembali mesin-mesinnya ke Cirebon. Hasilnya, pabrik di Yogya dibiarkan kosong seperti itu saja.
Sri Sultan Hamengku Buwono XI memberikan nama Taru Martani yang berarti Daun Kehidupan, yang bermaksud agar Pabrik cerutu hal yang demikian terus memberikan kehidupan ke sekitarnya. Sedangkan tidak luput dilanda krisis yang menerpa Indonesia dan pernah pula menghentikan ekspor ke mancanegara, dan yang hebat lagi dengan masih memakai alat-alat kuno peninggalan Belanda, toh pabrik cerutu ini masih eksis hingga sekarang dengan mempekerjakan sekitar 356 karyawan.
Masih banyak sekali ditemukan cerutu yang berkualitas kelas premium diciptakan dengan menerapkan tangan, hal ini yang membuat nila cerutu bertambah lebih prestise, seperti cerutu kuba dan cerutu di amerika tengah, para penikmat cerutu lebih menyukai dengan cerutu hasil buatan tangan.
Cerutu terdiri dari tiga jenis daun tembakau, ragam yang bakal mengukur rasa mengisap rokok dan karakteristik:
Sebuah rokok akan telihat dari balutan daun terluar atau pembungkus yang berasal dari faktor perkebunan yang luas dan penentuan atas pembungkus rokok bisa menyatakan karakter dan rasa tergolong dengan warnanya yang tidak jarang dipergunakan guna menandakan rokok secara keseluruhan. Penunjuk warna yang adalah sebagai berikut, dari cemerlang ke gelap:
lazim, pembungkus yang gelap menambahkan sentuhan cerutu, sedangkan untuk yang enteng membuktikan firasat kekeringan ke rasa. Pada biasanya diterima bahwa pembungkus mendonasi selama 40 persen dari rasa, sedangkan isi dan penutup berdonasi 60 persen untuk cita-rasa. ini umumnya diterima bahwa rokok Maduro lebih powerful dalam urusan rasa dikomparasikan dengan rokok yang sama dalam bungkus yang lebih enteng akan melainkan ini tak berlaku untuk semua produk cerutu.
Penutup bungkus atau binder adalah daun elastis dipakai untuk terus bareng pengisi tandan. Pada dasarnya, binder yaitu pembungkus yang membungkus lubang, kerusakan, evolusi warna atau pembuluh daun yang berkelebihan.
Cerutu seringkali dikategorikan berdasarkan ukuran dan bentuk cerutu yang secara bersama-sama diketahui sebagai vitola.
Ukuran rokok dievaluasi oleh dua dimensi: berdasarkan cincin ukuran (diameter dalam enam puluh-perempat dalam satu inci) dan panjang (dalam inci).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar